Pertandingan antara PSM Makassar melawan PSIS Semarang pada pekan ke-13 BRI Liga 1 berlangsung sengit dan kontroversial. Meskipun PSM berhasil mencetak dua gol, keduanya dianulir oleh wasit, yang kemudian menuai kritik dari Bernardo Tavares, pelatih PSM.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, PSM tampil dominan sejak awal dan berhasil mencetak gol melalui sundulan dari Zulham Zamrun. Namun, gol tersebut dianulir oleh wasit setelah melihat VAR, dengan alasan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pemain PSM.
Tak lama kemudian, PSM kembali mencetak gol melalui sundulan dari Marc Klok. Namun, gol tersebut juga dinyatakan offside setelah konsultasi dengan VAR. Keputusan tersebut membuat Bernardo Tavares geram dan mengkritik kinerja wasit dalam pertandingan tersebut.
“Kami merasa kecewa dengan keputusan wasit yang mengubah jalannya pertandingan. Kami sebenarnya sudah unggul dua gol, tapi sayangnya kedua gol tersebut dianulir. Kami merasa bahwa keputusan tersebut tidak adil dan mempengaruhi hasil akhir pertandingan,” ujar Tavares.
Meskipun demikian, PSM akhirnya harus puas dengan hasil imbang 0-0 dalam pertandingan tersebut. Hasil tersebut membuat PSM tertahan di peringkat keempat klasemen sementara dengan 20 poin, sementara PSIS berada di peringkat kedua belas dengan 14 poin.
Kontroversi yang terjadi dalam pertandingan antara PSM dan PSIS ini menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi VAR dalam sepakbola untuk menghindari kesalahan yang merugikan salah satu tim. Namun, keputusan wasit tetaplah menjadi hal yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari dinamika pertandingan sepakbola.
Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait, baik pemain, pelatih, maupun wasit, untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam bertanding demi menjaga sportivitas dan keadilan dalam dunia sepakbola.