Pada pertandingan Liga 1 Indonesia antara PSM Makassar dan Barito Putera yang berlangsung pada hari Minggu kemarin, PSM menderita kekalahan telak dengan skor 0-3. Namun, kekalahan tersebut bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh tim asal Makassar tersebut.
Masalah lain yang dihadapi oleh PSM adalah terkait dengan perilaku suporter mereka yang dikenal sebagai “Pemain ke-12”. Suporter tersebut diketahui melakukan tindakan yang tidak sportif selama pertandingan, seperti melempari pemain lawan dengan berbagai macam benda dan membuat keributan di tribun stadion.
Akibat dari tindakan tersebut, PSM pun mendapat sanksi dari Komisi Disiplin PSSI berupa pengurangan 3 poin. Sanksi ini tentu saja sangat merugikan bagi PSM, mengingat mereka sedang berjuang untuk meraih posisi terbaik di klasemen Liga 1.
Selain itu, sanksi ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, baik klub maupun suporter, untuk selalu menjaga sportivitas dan perilaku yang baik selama pertandingan. Karena, selain merugikan tim sendiri, tindakan tidak sportif juga dapat merugikan reputasi sepakbola Indonesia secara keseluruhan.
PSM sendiri telah menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini di masa mendatang, seperti memberikan edukasi kepada suporter dan meningkatkan pengawasan selama pertandingan. Semoga dengan langkah-langkah tersebut, kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari dan sepakbola Indonesia dapat terus berkembang dengan baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Imbas kasus pemain ke-12, PSM keok 0-3 dari Barito Putera dan mendapat pengurangan 3 poin merupakan pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu menjaga sportivitas dan perilaku yang baik selama pertandingan demi kemajuan sepakbola Indonesia.
